MENGAPA HARUS MENGKRITIK PEMERINTAH SECARA BERLEBIHAN

Bagikan ke :

Jakarta, Selasa (2/5/2023) gemadikatv.com — Kritik merupakan sikap seseorang dalam menyampaikan pendapatnya, sikap untuk mengkritik sesuatu itu dirasakan memang perlu dan dibutuhkan, agar menjadi aspek pembenahan, maka kritik hadir dan juga diterima di tengah-tengah masyarakat, karena kritik memberikan manfaat dan memiliki fungsi bagi pihak-pihak yang terlibat di dalamnya, terutama bagi pemegang kekuasaan, maka kita sering melihat jika kritik itu diarahkan kepada pemerintah, yang antara lain kritik terhadap kebijakan pemerintah pusat dan daerah.

Tujuan kritik yang mengajak para pembacanya untuk terlibat dalam mengamati sudut apa yang menjadi on shot dari kritik tersebut. Fungsi kritik dalam nuansa politik dapat dikemukakan sebagai cara penyampaian pendapat guna melengkapi sudut mana yang sekiranya luput dari pemantau para pemangku kebijakan. Maka bagaimana pun, suatu kritik tetaplah harus disuarakan oleh siapapun dengan tujuan menciptakan kerangka komprehensive atas semua kebijakan pemerintah.

Oleh karena sikap kritik itu bersifat terbuka dan diketahui publik, maka terkadang cara mengkritik seseorang dirasakan kurang tepat sehingga berdampak pada emosinya dan menyudutkan pihak yang dikritik yang selalu saja ditujukan kepada pemerintah, Berikut ini adalah panduan cara mengoreksi dan mengkritik kebijakan pemerintah yang baik dan bijaksana yaitu ;

Pertama, hindari Kritik yang menghakimi oleh karena setiap kebijakan pemerintah itu selalu diambil berdasarkan keputusan yang bersifat kolektif kolegial dari para pembantunya.

Kedua, sampaikan Kritik secara Jelas serta berikut penjabarannya, agar tidak menjadi polemik ditengah masyarakat.

Ketiga, dengarkan Pendapat dari pihak lain dan Pahami secara jelas maksud dan tujuan dari suatu kebijakan yang diambil oleh pemerintah saat ini.

Keempat, berikan fakta, analisa dan data yang diperlukan guna menunjang aspek kritik yang disampaikan, sehingga sasaran kritik memiliki landasan yang kuat dalam penyampaiannya.

Kelima, junjung tinggi sikap sportifitas apabila ternyata kritik yang disampaikan itu ternyata telah ditampung dan dikerjakan dari semua aspek kritik yang disampaikan.

Banyak dari para pejabat kita, bahkan mereka yang pernah menjadi presiden dan wakil presiden, justru mengkritik balik pemerintahan saat ini, dimana kritik tersebut justru menghentakkan masyarakat akan sikap kenegarawanan mereka yang dirasakan surut, sebab kritik yang dilontarkan pun tidak memenuhi aspek kritik sebagaimana yang penulis sebutkan diatas, katakan saja kritik yang dilontarkan oleh SBY yang dimuat pada sindonews.com pada 08 Januari 2020, yang berjudul “khawatir situasi Nasional, SBY teringat tahun 1964-1965” dari judul tersebut tidakkah hal itu dirasakan terlalu berlebihan.

Belum lagi penyampaian dari mantan wakil presiden selama 2 era kepemimpinan, JK yang pada tahun 2004-2009 mendamping presiden SBY pada masa itu, dan kemudian menjadi wapres lagi pada masa presiden JKW tahun 2014-2019, yang mana beliau malah tidak segan-segan paska tidak lagi menjabat, melalui Kompas.com pada tanggal 20 November 2020, yang mengatakan “ada kekosongan pemimpin yang mampu serap aspirasi rakyat”. Tidakkah hal itu juga dimaknai sebagai kritik yang berlebihan dan tak berdasar sama sekali.

Alih-alih ketika berkuasa dan didalam kekuasaan yang mereka pimpin, sesungguhnya mereka memahami bahwa ketenangan dan stabilitas nasional itu sangat dibutuhkan untuk menciptakan suasana kerja yang baik, oleh karenanya mereka berupaya semaksimal mungkin agar stabilitas dan pengendalian itu diperoleh dari lalu lintas pelayanan yang optimal dan merespon kritik dari siapapun dan dari manapun asalnya.

Namun lucunya, kini mereka justru menciptakan atau setidaknya memancing reaksi masyarakat atas kritik yang dilontarkan, sehingga berdampak pada suasana yang ramai ditengah kepemimpinan JKW yang mengalami situasi pandemi covid-19 saat ini, yang tentu membutuhkan pihak lain agar menciptakan ketenangan yang sama, sebagaimana pada era mereka berada didalam kepemerintahan waktu itu.

Maka tak heran, jika kesadaran masyarakat akan pentingnya hal itu menjadikan kritik dari para mantan petinggi itu justru mendapat feedback yang kurang sedap dan malah melakukan pembelaannya kepada JKW yang dirasakan harus tegar dan tetap tegak walau mendapat gangguan dari berbagai sisi untuk mengganggunya agar bekerja untuk rakyat dan dari rakyat pula. Mari jaga Indonesia dari berbagai terpaan Fitnah dan pemberitaan hoaks.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner Iklan