Grobogan, gemadikatv.com โ Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Grobogan menggelar haul Gus Dur ke 14 dengan Kegiatan Hening Cipta Pergerakan, mengusung tema, โMeneladani Budaya Etika Demokrasi Gus Durโ.
Kegiatan hening cipta tersebut diselenggaran di Gedung Riptaloka Setda Grobogan, Selasa (26/12) malam yang dihadiri sejumlah pejabat Kabupaten Grobogan, termasuk Wakil Bupati Grobogan Bambang Pujiyanto, asisten bupati, DPR-D Grobogan serta perwakilan dari Kesbangpolinmas Grobogan.
Tidak terlewatkan pula Para Pimpinan Ormas Keagamaan PCNU, dan PD Muhammadiyyah, GKI Purwodadi, GKJ Purwodadi, Katolik Purwodadi, dan keluarga Konghucu di lokasi.
Berbagai organisasi Pemuda Mahasiswa juga memeriahkan acara tersebut, Mulai Dari Tahta Mataram, PSHT, Talenta Purwodadi, TBR Rejosari, IMM Grobogan, BEM UNAN Purwodadi.

Dalam acara haul tersebut juga dibuka dengan penampilan Seni Pencak Silat dan Pembacaan Puisi refleksi mengingat jasa-jasa Gus Dur, yang bertujuan Melestarikan Budaya asli Indonesia juga serta menjaga silaturahmi antar umat beragama.
Setelah itu dilanjutkan acara inti Talkshow, mendatangkan narasumber dari berbagai tokoh di Grobogan, diantaranya Rektor ITB Muhammadiyyah Djati Purnama, DPR-D Grobogan Mansata Indah Maratona, dan Pendeta GKI Purwodadi Rita Dwi Lestari, serta Ketua Tahta Mataram Ki Nawang Kertapati.
Ketua PMII Grobogan Umar Haji Mussaโid mengatakan kegiatan yang diselenggarakan sebagai bentuk kecintaan kita terhadap bapak bangsa yang mengajarkan demokrasi cerdas serta pluralisme.
โSemoga kader PMII mampu melanjutkan nilai perjuangan Gus Dur agar membawa Indonesia lebih berkemajuan. Terlebih lagi ketika menjadi pimpinan tindakannya mengambil keputusan harus didasarkan atas pertimbangan kemaslahatan rakyat,โ ujarnya.
Dia menginginkan kader terus semangat dan bertransformasi guna menghadapi tantangan zaman yang Dinamis (terus mengalami perubahan) .
Dalam Talkshow Pendeta Rita menyampaikan, โbanyak yang salah faham beranggapan politik itu kotor (karena banyaknya praktik-praktik yang tidak sehat di lapangan), padahal dari gus dur sebenarnya politik itu luhur, karena mengandung perjuangan nilai-nilai yang sering saya sebut politik nilai. Demokrasi seharusnya menjadi upaya bersama demi tercapainya kemaslahatan rakyat. Politik nilai harus sudah tertanam terlebih dahulu termasuk melalui pendidikan. Pendidikan harus mempersiapkan pemimpin yang berkarakter luhur, Karakter luhur menopang etika budaya Demokrasi.โ
Budayawan Ki Nawang Kertapati bertutur โ Ketika Saya pertama kali berjumpa Gus Dur di acara PCNU Semarang tahun 1996, saya takjub atas kecerdasan dan kepiawaian Ketua PBNU satu ini. Pernah dalam hati saya berbicara kalo orang seperti ini cocok menjadi presiden. Akhirnya pun 3 tahun kemudian jadilah presiden.โ
Ditambahkan, โGus Dur Itu Seorang Pendidik yang sukses, Banyak Muridnya yang di didik sampai memiliki karakter yang kuat dan kekhususan dalam sektor, Tokoh Reformis NU, Juga Seorang Penulis Dan Intelektual Sejati.โ
Dari Pak Jati Rektor ITB-Muhammadiyah bicara โketika semua orang kembali menjalankan ajaran agama (ketahuidan), maka akan lahir nilai persatuan, kemanusiaan, keadilan dalam berdemokrasi.
Bagi Warga Muhammadiyyah Gus Dur adalah Warosatul Anbiyaโ (penerus para nabi) tambahnya.โ
Acara ini di tutup dengan doa Kebangsaan yang di pimpin oleh Pendeta Tyas Budi Legowo GKJ Purwodadi, Gus Syaidun IKA PMII Kabupaten Grobogan.
ะะณัะพะฒัะต ะฐะฒัะพะผะฐัั ะธะณัะฐัั ะฝะฐ ะดะตะฝัะณะธ ะบะฐะบะธะต ะฐะฒัะพะผะฐัั ะดะฐัั ะดะตะฝัะณะธ ะทะฐ ัะตะณะธัััะฐัะธั ะฑะตะท ะดะตะฟะพะทะธัะฐ
ััะธัะฟะธะฝั ะฑะตะท ะดะตะฟะพะทะธัะฐ ั ะฒัะฒะพะดะพะผ ะทะฐ ัะตะณะธัััะฐัะธั Top casino ั ะฒัะฒะพะดะพะผ
ะกะตััะธัะธะบะฐั ะฟัะพะธัั ะพะถะดะตะฝะธั ะกะข-1 ะฟะพะดัะฒะตัะถะดะฐะตั, ััะพ ัะพะฒะฐั ะฑัะป ะฟัะพะธะทะฒะตะดะตะฝ ะฒ ะพะฟัะตะดะตะปะตะฝะฝะพะน ัััะฐะฝะต, ััะพ ะฒะฐะถะฝะพ ะดะปั ัะฐะผะพะถะตะฝะฝะพะณะพ ะพัะพัะผะปะตะฝะธั ะธ ะฟัะธะผะตะฝะตะฝะธั ัะฐัะธัะฝัั ะฟัะตัะตัะตะฝัะธะน. ะัะพัะพะบะพะป ะธัะฟััะฐะฝะธั, ะฒ ัะฒะพั ะพัะตัะตะดั, ะดะพะบัะผะตะฝัะธััะตั ัะตะทัะปััะฐัั ะปะฐะฑะพัะฐัะพัะฝัั ะธััะปะตะดะพะฒะฐะฝะธะน ะฟัะพะดัะบัะธะธ, ะฟะพะดัะฒะตัะถะดะฐั ัะพะพัะฒะตัััะฒะธะต ะพะฟัะตะดะตะปะตะฝะฝัะผ ััะฐะฝะดะฐััะฐะผ ะบะฐัะตััะฒะฐ ะธ ะฑะตะทะพะฟะฐัะฝะพััะธ. ะกะตััะธัะธะบะฐั ัะพะพัะฒะตัััะฒะธั ะฝะฐ ะฟัะพะดัะบัะธั ัะดะพััะพะฒะตััะตั, ััะพ ัะพะฒะฐั ัะพะพัะฒะตัััะฒัะตั ััะตะฑะพะฒะฐะฝะธัะผ ัะตั ะฝะธัะตัะบะธั ัะตะณะปะฐะผะตะฝัะพะฒ ะธะปะธ ะฝะฐัะธะพะฝะฐะปัะฝัั ััะฐะฝะดะฐััะพะฒ. ะกะฒะธะดะตัะตะปัััะฒะพ ะพ ะณะพััะดะฐัััะฒะตะฝะฝะพะน ัะตะณะธัััะฐัะธะธ ะฟัะพะดัะบัะธะธ ััะตะฑัะตััั ะดะปั ัะพะฒะฐัะพะฒ, ะฟะพะดะปะตะถะฐัะธั ัะฐะฝะธัะฐัะฝะพ-ัะฟะธะดะตะผะธะพะปะพะณะธัะตัะบะพะผั ะฝะฐะดะทะพัั, ะธ ะฟะพะดัะฒะตัะถะดะฐะตั ะธั ะฑะตะทะพะฟะฐัะฝะพััั ะดะปั ะทะดะพัะพะฒัั ัะตะปะพะฒะตะบะฐ. ะะตะบะปะฐัะฐัะธั ะขะ ะขะก โ ััะพ ะดะพะบัะผะตะฝั, ะบะพัะพััะผ ะฟัะพะธะทะฒะพะดะธัะตะปั ะธะปะธ ะธะผะฟะพััะตั ะฟะพะดัะฒะตัะถะดะฐะตั ัะพะพัะฒะตัััะฒะธะต ะฟัะพะดัะบัะธะธ ััะตะฑะพะฒะฐะฝะธัะผ ัะตั ะฝะธัะตัะบะธั ัะตะณะปะฐะผะตะฝัะพะฒ ะขะฐะผะพะถะตะฝะฝะพะณะพ ัะพัะทะฐ. ะะพัะธัะธะบะฐัะธั ะคะกะ ััะตะฑัะตััั ะดะปั ะฒะฒะพะทะฐ ะธะปะธ ะฒัะฒะพะทะฐ ะฟัะพะดัะบัะธะธ, ัะพะดะตัะถะฐัะตะน ัะธััะพะฒะฐะปัะฝัะต (ะบัะธะฟัะพะณัะฐัะธัะตัะบะธะต) ััะตะดััะฒะฐ. ะะตะบะปะฐัะฐัะธั ะะธะฝัะฒัะทะธ, ะฒ ัะฒะพั ะพัะตัะตะดั, ะฝะตะพะฑั ะพะดะธะผะฐ ะดะปั ะพะฑะพััะดะพะฒะฐะฝะธั ัะฒัะทะธ, ะฟะพะดัะฒะตัะถะดะฐั ะตะณะพ ัะพะพัะฒะตัััะฒะธะต ัััะฐะฝะพะฒะปะตะฝะฝัะผ ััะตะฑะพะฒะฐะฝะธัะผ ะฒ ััะตัะต ัะฒัะทะธ ะธ ัะตะปะตะบะพะผะผัะฝะธะบะฐัะธะน. ะัะต ััะธ ะดะพะบัะผะตะฝัั ะธะณัะฐัั ะฒะฐะถะฝัั ัะพะปั ะฒ ะพะฑะตัะฟะตัะตะฝะธะธ ะบะฐัะตััะฒะฐ, ะฑะตะทะพะฟะฐัะฝะพััะธ ะธ ะทะฐะบะพะฝะฝะพััะธ ะฟัะพะดัะบัะธะธ, ะพะฑัะฐัะฐััะตะนัั ะฝะฐ ััะฝะบะต. ะะตะบะปะฐัะฐัะธั ะขะ ะขะก
ัะฟะธะฝั ะทะฐ ัะตะณะธัััะฐัะธั ะฑะตะท ะดะตะฟะพะทะธัะฐ ั ะฒัะฒะพะดะพะผ Casino bonus
ะฑะพะฝััั ะทะฐ ัะตะณะธัััะฐัะธั ะะณัะพะฒัะต ะฐะฒัะพะผะฐัั ะฝะฐ ะดะตะฝัะณะธ ัะตะฐะปัะฝัะต