GROBOGAN || GEMADIKATV.com -Puluhan warga Desa Rambat, Kecamatan Geyer, Kabupaten Grobogan berkumpul di depan gerbang wisata Waduk Kedung Ombo (WKO) dengan spanduk penolakan yang jelas terbentang. Mereka tidak sekadar melakukan aksi demonstrasi, tapi juga mengangkat isu yang dianggap merusak tatanan hukum dan ekonomi lokal, (22/4/2024)
Di tengah kerumunan itu, Minarno, seorang orator yang didengungkan oleh para pendemo, dengan tegas menyuarakan ketidakpuasan warga terhadap kegiatan yang dianggap melanggar aturan. Dia menyoroti pihak Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana yang dituduh memberikan perlakuan khusus kepada perusahaan dalam hal penggunaan dan promosi lokasi wisata.
“Kami tidak setuju dengan diskriminasi hukum yang terjadi di sini!” teriak Minarno, diikuti oleh sorakan solidaritas dari massa.
Pada tahun 2017, ketika WKO ditutup, dampaknya terasa langsung pada mata pencaharian masyarakat yang bergantung pada wisata tersebut. Mereka yang dulu berjualan di sekitar area wisata kini kehilangan penghasilan karena tidak ada lagi aktivitas di sana. Namun, keputusan untuk menutup tempat wisata tersebut dipandang sebagai langkah yang seharusnya memperkuat aturan dan menjaga kawasan tetap steril.
Namun, tanggal 15 April lalu, kegiatan promosi yang diselenggarakan tanpa izin membuat gejolak kembali muncul di masyarakat. Meskipun hanya sebatas acara promosi dan peluncuran produk, kehadiran orang banyak dan aktivitas berjualan di dalam kawasan wisata membuat warga merasa aturan tidak diterapkan secara adil.
Minarno menambahkan bahwa mereka telah berusaha berkomunikasi dengan pihak penyelenggara, namun klaim tentang izin tidak pernah dapat dipertanggungjawabkan. Bahkan, setelah klarifikasi dengan BBWS Pemali Juana, ternyata tidak ada izin yang dikeluarkan untuk kegiatan tersebut.
Dalam tuntutan mereka, warga menegaskan dua hal utama: pertama, penerapan hukum haruslah sama bagi semua tanpa terkecuali, dan kedua, tempat wisata tersebut harus tetap ditutup untuk mencegah konflik lebih lanjut dan melindungi kepentingan masyarakat lokal.
Dengan semangat yang berkobar, para pendemo tetap bertahan di depan gerbang wisata, menuntut keadilan dan mengawal hak-hak mereka sebagai warga desa yang peduli akan masa depan mereka dan kawasan tempat tinggal mereka.
Wartawan: SlametTW