PENGALAMAN MISTERI MEMOAR KISAH SUPRANATURAL KU KISAH NYATA

Bagikan ke :

Perkenalkan, saya Adya Nadira Arzak. saat ini saya berumur 25 tahun, kini saya mengajar di salah satu sekolah swasta di Salatiga pada mata pelajaran seni musik. selain itu saya juga bekerja di shoestreatment di salatiga, selain itu saya freelance musik komposer.
saya ingin berbagi kisah misteri saya yang pernah saya alami.
saya adalah orang biasa, bukan orang indigo, rasa ingin tahu saya terhadap dunia mistis membawa saya kepada pengalaman luar biasa yang tidak pernah saya ceritakan sebelumnya. seluruh tokoh dan kisah ini benar benar saya alami sendiri tanpa ada unsur fiktif dan akan saya tulis juju sejujur jujur nya.

mungkin nanti juga akan saya bagi kisah misteri teman-teman saya di side stories ya.

perjalanan saya untuk memenuhi keingintahuan mistis saya sudah saya mulai sejak kecil, sejak masih duduk di bangku sekolah dasar.
berikut ini akan saya berikan link nya.

pada zaman jawa di masa lampau mungkin jauh sebelum masa dinasty syailendra konon dimensi ini melebur, orang jawa di masa lalu hidup berdampingan dengan kaum djin dan lain lain. hidup menjadi satu membuat banyak orang di katakan “sakti”, maka dari itu nggak heran borobudur di era syailendra, prambanan bisa di bangun, konon itu semua karena mereka melebur bahu bahu antara kaum djin dan manusia. konon ketika oranf arab dan gujarat datang kemari mereka melihat djin langsung membacakan ayat2 alquran hingga akhirnya memecah belah kerukunan antara djin dan manusia khusus nya di indonesia, seban seperti yg kita tahu kaum djin di timur tengah biasanya dijadikan budak, berbeda dengan di jawa yg lebih toleransi. kurang lebih begitu hasil diskusi saya dengan dengan salah seorang sahabat saya, seorang penulis buku esoteris tentang indera ke-enam yang berjudul “ashiva sense”, mati-matian ia mempelajari tentang hal supranatural, dia juga terlibat dalam kisah supranatural saya yg sebelum tidak pernah saya ceritakan, saya akan minta izin sama beliau dulu. hehehe 

anti akan saya ceritakan pengalaman saya yang saya dapat mulai dari kecil sampai sekarang.
silahkan menenda di thread ini karna akan saya update terus.

Quote: maksut dari semua tulisan saya bukan untuk memberi sugesti atau menggiring fantasy pembaca, sebab fantasy yg berkepanjangan akan menimbulkan ilusi dimana seakan-akan itu ada, lalu berkembang menjadi delusi dimana itu akan di manfaatkan djin untuk membuat fantasy dan ilusi menjadi nyata, yang tidak ada malah menjadi ada. saya hanya ingin berbagi cerita saja.

Quote:

sudah tidak perlu di buktikan lagi, tak perlu di cari kepastiannya lagi. mereka dari dimensi lain memang ada dan mungkin mereka sedang berada di samping kalian. entah mengawasi kalian, menemani dan menjaga kalian atau bahkan memiliki maksut tertentu pada kalian.
oh ya, kalian pernah suatu hari saat di kampus atau di jalan ngawasin orang atau ngeliatin orang? trus setelah kalian liatin dia bales ngeliatin kalian. pernah? nah itu yg terjadi adalah energi kalian sampai kepada orang yg kalian lihat sampai mereka melihat balik ke arahmu. dan itulah kadang yang terjadi saat kalian “nglilir” (terbangun tiba-tiba saat sedang tidur). saat “nglilir” biasanya pandangan akan tertuju pada suatu sudut di ruang itu, pada saat itulah mungkin ada yang sedang mengawasi kalian. semoga kita semua tetap selalu dalam lindungan allah swt. selamat membaca……

ini adalah rumah tua yang hingga saat ini masih bisa kalian jumpai hingga saat ini di pasar sapi salatiga. rumah ini milik pak suryo, beliau adalah cendikiawan di masalalu, kalo kata kakek saya beliau adalah filsuf belanda. katanya beliau ini orang palng kaya di daerah pasar sapi, jaman dulu kalo stasiun teve TVRI sudah putar acara wayang ya biasanya tetanga sekitar rumah itu ya pada ngumpul ikut nonton bareng hehehehe.

penampakannya kini ga se rimbun dulu, jaman dulu banyak pohon petai dan jengkol dan yang khas adalah bambu yang banyak mengelilingi rumah itu,. saking banyaknya, dulu salah satu fakultas di uksw sering minta bambu kesitu untuk properti drama. untuk mengambil bambu di sana tidak boleh sembarangan, harus izin dulu ataupun telpon dulu. supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan 

 maklum pemiliknya cukup “unik”

Kalo kalian tahu gereja bethel area yang ada di pasar sapi itu nahh rumah ini ada di samping kanan jalan masuk nya gereja itu, kalo sekarang sudah ga terawat ya, karenan memang pemiliknya udah pindah ke jakarta setelah “Kejadian itu”. silahkan nilai sendiri gimana suasana rumah tua itu. saya akan jelaskan bagaimana bentuknya, karena semasa kecil dulu saya sering kesana, saya biasa main petak umpet dan sekedar liat liat aja karna tempatnya bagus. saya akan jelaskan tempatnya saat dulu ketika area rumah itu masih di rawat.

jadi mulai dari depan kita masuk naik ke atas, kita akan langsung ketemu sama tempat semacam garasi gitu, lanjut belok ke kanan kalian akan liat pekarangan depannya yang banyak di hiasi bunga, tanaman dan bambu. untuk bambu di sekeliling rumah ini di tumbuhi bambu yang sangat banyak. jadi asemacam pagar rumah ini. lanjut…jalan lagi lurus kedepan kita bakal ketemu pintu masuknya, ada kanopi yang menghiasi pintu masuknya, di lihat dari luar rumah ini terlihat rapi dengan barang-barang antik, gaya rumahnya itu seperti rumah kuno jaman belanda gitu, pokoknya bagus banget. lanjut lagi ketika km jalan lagi melewati pintu masuknya tadi kamu akan melihat bahwa bentuk rumah ini letter L. nah di tengah siku letter L terdapat taman, ada juga patung wanita yang terbuat dari batu andesit hitam, ada juga patung garuda wisnu kencana, terdapat kolam ikan yang di tengahnya terdapat jembatan kecil. selain bambu yang mengelilingi rumah ini, banyak juga terdapat pohon besar yang membuat area sekitar rumah ini jadi gelap, dan kelihatan tertutup, tapi kalo sudah disini pasti silir, ocok banget untuk ngonkrong siang-siang sambil ngopi , kira-kira gt gambaran rumahnya.

ini kira-kira pas saya masih suka main petak umpet, main boomerang dan lagi tergila2 sm drunken master nya jackie chen, ini pas kartinian di TK eben heazer

Dulu pas lagi masih TK, saya dan teman-teman saya sering main di lapangan persil, lapangan besar yang sekarang jadi gereja bethel. nah lapangan ini berbatasan langasung dengan rumah pak suryo, batasannya adalah bambu. biasanya jam pulang sekolah saya dan teman teman tanpa di kode sudah ngumpul di lapangan, ada yg main bola, kejar-kejaran, dan lain lain, saat itu saya memilih kegiatan lain, yaitu main boomerang, saya punya boomerang asli australi pemberian dari pakdhe saya. tp entah kenapa boomerang itu emang ga pernah bisa balik lagi kalo di lempar, yah gt lah saya coba terus dan sama aja.

ini boomerang kebanggaan saya, masih ada, sepasar sapi yang punya cuma saya, sayang sekali ini curva nya jelek jadi nggak balik ke titik awal lagi pas di lempar

kali itu saya coba lempar dan berharap boomerang saya kembali, tapi malah boomerangnya jatuh masuk di antara bambu pagar rumah pak suryo, saya ambil sendiri boomerang sampai saya melihat anak kecil duduk berjongkok di antara bambu tersebut, wanita kecil dengan pakain selayaknya anak kecil jongkok sambil melihat kearahku juga. masih ingat jelas saya bentuknya. saya liatin terus tanpa berkata apa-apa. saya amati dan saya sama sekali tidak merasa aneh dengan hal itu, saya pikir “sopo iki?” ya saya pikir ini adalah anak atau cucunya pak suryo. saya melihatnya tanpa berkedip,

semakin fokus saya lihat dan “WWAAAAAAAAAA!!!!!!” om saya mengagetkan saya dan langsung menggendong saya, sambil menggelitikin saya dy berkata “kowe ngapain disini?”, saya hanya diam dan sambil terus melihat ke arah anak kecil tadi.saya lihat anak kecil tadi sudah tidak ada di tempat tadi, saya nggak ambil pusing.

entah kapan setelah kejadian saya dan teman-teman saya main lagi di lapangan. kami memutuskan untuk main petak umpet, nah akhirnya dapet giliran ngumpet, saya lupa siapa yg jadi waktu itu. saya dan satu orang teman saya yang sudah lupa siapa namanya lari ke arah rumah pak suryo. sampai di situ saya langsung lari ke arah taman belakang, dan saya duduk jongkok bersandar di tembok rumah sambil mengawasi keadaan sekitar……………

saya lihat tu patung saya ceritakan di awal tadi, saya coba menyebrangi kolam lewat jembatan di tengah kolam itu, teman saya mengawasi dari pojokan rumah siapa tau yang jadi tadi masuk ke rumah ini, deg-deg an banget pokoknya. akhirnya saya ngumpet lagi saya duduk lagi, bersandar di tembok seperti tadi. tepat di atas saya ada jendela, bentuk jendelanya panjang ke atas seperti jendela tua pada umumnya.

beberapa saat setelah jongkok di situ, teman saya mengajak saya keluar dari area rumah itu karna di anggap terlalu jauh dari lapangan mungkin, tapi saya menolak dan tetap tinggal disitu saja. pergilah teman saya mencari persembunyian baru, entah sembunyi dimana dia.

tinggal saya sendiri disitu di bawah rindangnya pohon jengkol, petai besar yangmenghalangi masuknya sinar matahari, tinggal sendiri saya distu, tak lama saya mendengar suara dencitan jendela yang ingin di buka yang berasal dari jendela yang tepat berada di atas saya, spontan saya merangkak sambil reflek lihat ke atas, saya takut di marahi pemilik rumah karna masuk tanpa izin.

ketika jendela benar-benar terbuka saya melihat seorang entah pria atau wanita membuka jendela itu, saya melihatnya lantas langsung lari setelah melihat nya, saya mendengar ia berkata “Lho kok mlayu?” (Loh kok lari?). serius saya sangat ketakutan, sampai saat ini saya masih ingat jelas, dan yan membuat saya tidak bisa membedakan pria atau wanita karna bentuk wajahnya mirip orang dengan luka terbakar di wajahnya. berkerut seperti tidak teratur seperti ban yang di bakar.

saya tidak berteeriak hanya berlari sekuat tenaga, saya tidak kembali lapangan namun saya berlari ke rumah saya. sampai di rumah say ceritakan tentang kejadian tadi pada kakek saya. saya ceritaakan apa yang saya lihat tadi, saya lupa apa kata-kata kakek saya tapi yang jelas saya dilarang untuk ke area rumah itu tanpa alasan yang jelas.

setelah kejadian itu bukannya saya nurut, tapi saya makin penasaran kenapa sama rumah itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner Iklan