GEMADIKATV.com – Jalan Braga, kawasan legendaris di Kota Bandung, telah menjadi saksi bisu perkembangan zaman sejak zaman Hindia Belanda. Dibangun pada zaman kolonial, jalan sepanjang 850 meter ini dulu dikenal sebagai Pedatiweg, yang kemudian diubah namanya menjadi Bragaweg pada tahun 1882 oleh Pieter Sijthoff, asisten residen Bandung, terinspirasi oleh nama penulis drama Theofila Braga.
Sejak itu, Jalan Braga telah menjadi pusat perbelanjaan dan tempat berkumpul yang vital di masa Hindia Belanda. Komplek toko-toko dengan arsitektur kuno masih menghiasi sisi kanan dan kiri Jalan Braga, menciptakan atmosfer bersejarah yang kental. Namun, kini, Jalan Braga telah bertransformasi menjadi kawasan yang penuh warna dengan keberadaan berbagai restoran, kafe, penginapan, apotek, dan kantor.
Baca Juga :
Mengarungi Keajaiban Sejarah dan Alam: Petualangan di Candi Gedong Songo
Meskipun telah mengalami banyak perubahan, Jalan Braga masih menjadi salah satu jalur utama di jantung kota Bandung. Setiap hari, jalan ini dipadati oleh lalu lintas kendaraan, pejalan kaki, pedagang, serta mobil dan motor yang parkir di pinggir jalan.
Namun, setiap akhir pekan, Jalan Braga mengalami transformasi yang menarik. Pemerintah Kota Bandung menjadikan Jalan Braga bebas kendaraan, yang dinamai Braga Beken. Rencananya, setiap Sabtu dan Minggu, Jalan Braga akan bebas kendaraan, memberikan kesempatan bagi pengunjung untuk menikmati keindahan kawasan ini tanpa gangguan lalu lintas.
Berikut adalah lima fakta menarik tentang Jalan Braga:
- Asal Usul Nama Braga
Awalnya dikenal sebagai Pedatiweg, nama Jalan Braga berasal dari nama seorang penulis drama, Theofila Braga. Ada juga pendapat yang menyebut bahwa nama Braga berasal dari kata “Baraga” dalam bahasa Sunda, yang berarti jalan di tepi sungai, sesuai dengan letak Jalan Braga yang berada di tepi Sungai Cikapundung. - Julukan “Jalan Culik”
Dahulu, Jalan Braga dikenal sebagai “Jalan Culik” karena reputasinya sebagai tempat yang sepi dan rawan terhadap aksi penculikan. Jalan Braga yang sepi membuatnya menjadi tempat yang mengerikan di mana banyak orang terluka atau bahkan meninggal karena kegiatan kriminalitas. - Asal Mula Julukan “Kota Kembang”
Meskipun Bandung terkenal dengan keindahan taman dan bunganya, julukan “Kota Kembang” sebenarnya berasal dari era kolonial Belanda, di mana Bandung dikenal sebagai tempat hiburan malam yang ramai dikunjungi oleh turis mancanegara yang mencari hiburan. - Toko Senjata Api Pertama
Toko senjata api merupakan toko pertama yang berdiri di Jalan Braga pada tahun 1894 oleh C.A. Hellerman. Selain menjual senjata api, toko tersebut juga menawarkan berbagai macam barang seperti sepeda dan kereta kuda. - Tempat Komersil dan Hiburan
Jalan Braga menjadi pusat perbelanjaan bagi orang Eropa di Hindia Belanda. Bersamaan dengan ramainya Jalan Braga sebagai tempat pertemuan para bangsawan, kehadiran hiburan malam di sudut remang-remang membuatnya juga dikenal oleh turis mancanegara yang mencari hiburan.
Jalan Braga juga memiliki sejarah yang kaya dengan bangunan-bangunan bersejarah yang masih tersisa hingga saat ini. Ditetapkan sebagai historical district oleh Pemerintah Kota Bandung, Jalan Braga kini menjadi destinasi wisata yang menarik bagi para pengunjung yang ingin menjelajahi sejarah dan budaya Kota Bandung. Di antara bangunan-bangunan bersejarah yang masih dapat ditemui di sepanjang Jalan Braga adalah Hotel Savoy Homann, Gedung Merdeka, Bioskop de Majestic, Sarinah Braga, Gedung Gas Negara, Restoran Braga Permai, Gedung Bank Indonesia, dan Gereja Katedral St. Petrus Bandung.
Redaksi Gemadikatv