Manunggaling Kawula Lan Gusti, Bersatunya Manusia Dengan Tuhannya

Bagikan ke :

GEMADIKA — Lakom paling berat dalam pewayangan, selain Baratayuda adalah Lakon Dewaruci atau “Banyu Suci Perwitasari.”

Dalang idola pada jamannya, dalam lakon berbobot ini adalah Ki Nartosabdo almarhum. Dia pandai sekali memainkan lakon mistik dan berat ini. Kadang seorang dalang harus berpuasa dulu sebelum memainkan lakon-lakon yang serius dan berat ini.

Lakon Dewaruci menggambarkan bagaimana Bima bertemu dengan Sang Murbeng Rat atau Sang Hyang Wenang.

Bima harus berjuang terjun ke samudera dan mengalahkan seekor naga besar sebelum bertemu Dewaruci.

Bima diijinkan memasuki tubuh Dewaruci yang kecil dibanding dengan tubuhnya. Justru dari situlah Bima diwejang tentang “sangkan paraning dumadi,” atau ilmu tentang asal dan tujuan seluruh ciptaan.

Bima sangat damai dan bahagia saat mengalami “Manunggaling kawula Gusti” menyatunya manusia dengan Tuhan.

Tetapi Bima diingatkan tugas dan dharmanya seorang ksatria adalah “memayu hayuning bumi.” Bima harus kembali ke dunia untuk melaksanakan tugasnya; menegakkan kebenaran dan keadilan agar dunia damai dan sejahtera.

Marilah kita menguduskan dunia ini dengan tugas dan karya kita, agar pada saatnya nanti kita juga akan mengalami kemuliaan bersama Gusti kang akaryo jagad dalam kehidupan di alam kelanggengan.

Berakit-rakit ke hulu
Berenang-renang ke tepian
Bersakit-sakit dahulu
Bersenang-senang kemudian.

Sumber : Berbagai Sumber

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner Iklan