Mahasiswa ilmu komunikasi Unwira, khususnya mahasiswa PR semester IV Markom 1, belajar melakukan perencanaan strategi marketing communication sekaligus praktek kerja lapangan.

Bagikan ke :

KUPANG || GEMADIKATV.com – Program Studi Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang akhirnya mendapatkan kesempatan untuk memperoleh pengalaman praktis yang berharga melalui metode pembelajaran yang diterapkan di kampus. Metode pembelajaran yang diterapkan di kampus bukan saja teoritis, melainkan juga dengan praktek langsung di lapangan. Dengan proses pembelajaran marketing communication, mahasiswa juga dapat berkesempatan untuk belajar bagaimana cara untuk menyusun rencana dan strategi marketing secara langsung. Jadi, dengan adanya tugas ujian tengah semester yang diberikan Dosen pengampu mata kuliah marketing communication, Ibu Donna Isra Silaban S.sos. M.l.kom., sangat bermanfaat bagi mahasiswa, dan kami dibagi menjadi dua kelompok: Markom 1 dan Markom 2, dengan satu kelas berjumlah 80 orang. Jadi, kelompok kami dibagi dua. Dari kelompok kami, Markom 1, strategi marketing yang kami pilih yaitu paradigma yang diterapkan dalam strategi marketing kelompok 1.

  1. Paradigma yang diterapkan dalam strategi marketing kelompok 1 (Era informasi bisnis):
    • Konsumen tersebar luas, tetapi tidak dapat dilihat atau diraba (invisible). Dalam hal ini, paradigma yang diterapkan ialah era informasi bisnis. Dimana kelompok 1 marcomm tidak hanya menjual produk makanan dan minuman secara offline store tapi juga secara online, sehingga dapat dikatakan bahwa konsumen yang kami miliki tersebar luas dalam platform media sosial yang kami pakai berupa Instagram, Facebook, TikTok, dan WhatsApp. Konsumen tersebut berinteraksi dengan kelompok kami tidak secara langsung atau tatap muka, tetapi secara online.
    • Produk diciptakan tidak saja untuk memenuhi kebutuhan tetapi juga untuk memperoleh kepuasaan pelanggan. Makanan dan minuman yang dibuat oleh kelompok 1 tidak hanya memperhatikan dari segi rasa, tetapi juga diperhatikan dalam hal kebersihan, kemasan yang menarik, dan desain sehingga pelanggan mendapatkan ketertarikan tidak hanya dari rasa produk tetapi juga dari visual produk yang dibuat. Jadi, ini sudah memenuhi kepuasaan pelanggan kami karena kepuasaan pelanggan adalah hal terpenting bagi kami.
    • Organisasi semakin kecil, tetapi kompleks dan dengan kemampuan sumber daya manusia yang sangat tinggi. Dalam konteks ini, organisasi bisnis yang kecil namun kompleks dengan kemampuan sumber daya manusia yang sangat tinggi dapat memiliki komunikasi yang kompetitif yang signifikan. Hal ini memungkinkan kami lebih fleksibel dalam mengambil keputusan, lebih inovatif dalam pendekatan bisnis, dan lebih responsif terhadap perubahan pasar.
  2. Paradigma yang diterapkan dalam strategi marketing kelompok 1 (Era industri bisnis):
    • Konsep bisnis tradisional sangat kuat, yaitu “menekankan biaya (efisiensi) untuk memperoleh keuntungan yang besar”. Pemikiran yang sangat tradisional yakni seorang pebisnis hanya mau mengeluarkan modal yang kecil dan mengharapkan keuntungan yang besar. Hal ini menggambarkan strategi marketing kelompok 1 dimana kami berusaha menekan biaya supaya mendapatkan pemasukan yang besar dengan memilih produk yang dalam proses pembuatannya tidak mengeluarkan biaya yang besar, tetapi tetap bisa mendapatkan hasil yang memuaskan.

Promosi merupakan aspek penting dalam strategi marketing kami. Kami mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan teknologi canggih yang ada, yaitu platform media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Instagram, dan TikTok sebagai taktik utama dalam mempromosikan produk makanan dan minuman yang kami buat. Selain itu, pembuatan banner difungsikan sebagai identitas kelompok, memudahkan orang-orang untuk mengetahui kami pada saat berjualan secara offline store di Tedis dan di CFD.

Baca Juga:
Polri Amankan 11 Tersangka Kasus Judi Online Beromzet Rp. 10 M

Karakteristik konsumen dalam pemasaran adalah perilaku yang mempengaruhi keputusan pembelian. Kami menemukan karakteristik konsumen yang berbeda-beda seperti perilaku pembelian, faktor lingkungan, dan preferensi produk. Interaksi langsung dengan pelanggan sangat penting dalam penjualan offline, di mana penjual dapat menjelaskan produk secara langsung kepada pelanggan. Di sisi lain, interaksi tidak langsung tidak kalah penting dalam penjualan online, terutama dalam membangun hubungan personal dan memperkuat kepercayaan konsumen.

Menu pertama dari kelompok Markom 1 pada tanggal 14 April 2024: kami membuat Pie Buah dan Es Buah dan menjualnya di Tedis. Pada tanggal 16 April 2024, kami membuat Es Buah dan menjualnya. Pada tanggal 20 April 2024, kami membuat Kue Sus, Puding Fla, dan Es Cappucino Lumut. Jadwal produksi dan penjualan kami telah kami atur dengan baik, dengan lokasi dan waktu yang spesifik. Ini adalah salah satu ketentuan nilai ujian tengah semester ganjil kami yang diberikan oleh Dosen pengampu mata kuliah marketing communication, Ibu Donna Isra Silaban S.sos M.l.kom.

Dengan adanya tugas kuliah kerja lapangan, kami melakukan perencanaan strategi marketing communication dengan membuat produk berupa makanan untuk dijual, modelnya dari kami sendiri, dan keuntungan dari penjualan akan dibagikan kepada kami semua. Dengan adanya tugas ini, saya, Yustina Bani, sangat bersyukur dan berterima kasih kepada Dosen pengampu mata kuliah marketing communication yang sudah memberikan edukasi kepada kami, dan kami dapat mempraktikannya bagaimana proses produksinya dan sampai tahap penjualan.

Wartawan: Lazar/Yustina bani

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner Iklan