BATU BARA || GEMADIKATV.com – Kepala dinas kesehatan Batubara dr Deny Syahputra gelar kegiatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB) pembinaan posyandu dan intervensi Pencegahan Stunting serentak, kegiatan digelar aula Kantor Desa Kuala Indah, kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batubara Sumatra Utara , Kamis (13/06/2024).
Terjadinya Stunting disebabkan karena kurangnya asupan gizi dalam waktu yang lama dan penyakit infeksi berulang ditandai dengan tinggi badan berada dibawah standart. Selain itu, kejadian Stunting pada balita juga erat kaitannya dengan status kesehatan ibu pada saat hamil dan masa sesudah melahirkan.
Hal ini dikatakan Pejabat (Pj) Bupati Batu Bara melalui Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) PPKB kabupaten Batu Bara dr. Deny Saputra pada kunjungan kerja dan pembinaan Posyandu dalam pelaksanaan intervensi serentak pencegahan Stunting.
Dijelaskan dr. Deni, pengukuran, penimbangan, pemeriksaan kesehatan dan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) penyuluhan meliputi :
Untuk peserta, ibu hamil, balita dan calon pengantin yang total berjumlah 200 orang. Berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 angka Stunting di kabupaten Batu Bara sebesar 17,7 %, angka ini lebih baik dibandingkan dengan angka Stunting Nasional sebesar 21,5 % dan angka Stunting Provinsi Sumatera Utara sebesar 18,9 %.
Kita terus berusaha agar mampu mencapai target penurunan Stunting di bawah 14 % tahun 2024. Kita meyakini penurunan ini bisa dicapai, mengingat dari tahun 2021 sampai 2023 kabupaten Batu Bara berhasil menurunkan kasus Stunting dari 30,9 % menjadi 21,7 % tahun 2022 dan turun sebesar 17,7 % tahun 2023, beber dr. Deny.
Pj. Bupati Batu Bara sendiri kata dr. Deny sudah menerbitkan Surat Edaran Bupati Batu Bara Nomor 500.14.2.1 / 2674 / 2024, tanggal 27 Mei 2024 tentang gerakan 10 pasti intervensi serentak pencegahan Stunting. Kebijakan ini harus dilaksanakan sebagai suatu strategi agar tujuan percepatan penurunan Stunting dapat di capai.
Menurut dr. Deny, kegiatan ini dilakukan melalui kolaborasi lintas sektor dan lintas program di jenjang tingkatan kabupaten, kecamatan hingga desa untuk menyisir seluruh sasaran dan melakukan intervensi sesuai standar, agar hasil yang didapat akurat dan cakupan layanan yang diterima sasaran meningkat.
Kemudian, deteksi dini masalah kesehatan pada ibu hamil, balita dan calon pengantin, menjadi langkah pertama di tingkat masyarakat melalui posyandu sebagai upaya pencegahan stunting.
Saat ini, sebanyak 529 posyandu di kabupaten Batu Bara telah dilengkapi dengan alat antropometri terstandar dan ditunjang dengan kader yang kompeten, tuturnya.
“Posyandu sebagai lembaga kemasyarakatan desa menjadi pusat layanan dasar terutama dalam pemantauan tumbuh kembang bayi, balita dan pemeriksaan ibu hamil, karena mempunyai posisi sangat strategis yang dapat difasilitasi desa melalui sumber daya manusia desa maupun anggaran desa, ” ungkap dr. Deny.
Lebih lanjut di katakan dr. Deny, dalam rangka mendorong percepatan penurunan stunting, pemerintah menyelenggarakan pengukuran dan intervensi serentak bagi sasaran stunting terutama bayi, balita, ibu hamil dan calon pengantin di posyandu. Karena itu, kegiatan ini perlu didukung pelaksanaannya oleh semua pihak sesuai perannya termasuk pemerintah desa.
“Sudah menjadi tugas kita bersama untuk terus melakukan upaya yang berkesinambungan, untuk pencegahan dan penurunan stunting, mulai dari hulu sampai ke hilir. Yaitu, mulai dari pendampingan pada calon pengantin, pemeriksaan kesehatan pada ibu hamil, serta pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita, ” sebut dr Deny.
dr Deny berharap melalui gerakan tersebut dapat 100% sasaran ibu hamil, balita dan calon pengantin mendapatkan pelayanan kesehatan yang diperlukan berupa deteksi dini dan edukasi, serta intervensi bagi ibu hamil, balita dan catin bermasalah gizi.
Deteksi, asupan gizi sasaran ibu hamil, balita dan calon pengantin harus terus jadi perhatian, sehingga kabupaten Batu Bara bebas Stunting dapat segera terwujud, jelas Nya.
Wartawan: Jumaidi
Respon (1)