Grobogan, gemadikatv.com — Sejumlah unsur masyarakat Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah meminta agar pemerintah setempat lebih memperhatikan budaya daerah. Sebab, kebudayaan merupakan unsur penting pembentuk mental dan karakter bangsa.
Hal tersebut menjadi kesimpulan dalam sharing session yang digelar Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Grobogan di Candi Joglo Purwodadi, baru-baru ini.
Dalam forum bertajuk ”Menelisik Lebih Dalam Sejarah Grobogan” itu, turut hadir Budayawan Grobogan Rahmat Suwoto dan Muhadi.
Ketua PC PMII Grobogan Umar Haji Mussa’id berharap pemerintah harus lebih sungguh-sungguh terkait agenda budaya.
Menurutnya, budaya menjadi hal penting yang harus diperhatikan secara serius, karena berkaitan dengan citra diri bangsa ke depan.
”Ada pertanggungjawaban terkait citra diri bangsa dalam kebudayaan. Jangan sampai kita bicara revolusi mental dan karakter, tapi kita lupa bahwa hal itu dimulai dari pijakan budaya” katanya dalam forum Senin (9/10/2023).
Sementara itu, Rahmat Suwoto dalam paparannya mengaku prihatin atas perkembangan budaya di daerah kelahirannya itu. Sebab, segala budaya yang terdapat di Grobogan ini dinilainya mengalami degradasi.
”Sebagai orang yang lahir dan hidup di Grobogan, saya merasa bangga sekaligus prihatin. Kita wajib bangga dengan banyaknya kekayaan budaya yang ada di Grobogan, karena hampir segala jenis budaya di sini ada, tapi yang memprihatinkan hal itu mengalami degradasi dalam dinamisasi sekarang ini,” paparnya.
Menurut Rahmat, pemerintah kurang melihat fenomena budaya dengan serius. Karena itu, dia pun khawatir budaya di Grobogan akan hilang dan terlupakan apabila tidak mendapatkan perhatian dengan serius.
Adapun Muhadi alias Mpu Gandring menyatakan, kebudayaan selain menjadi filosofi atau pegangan hidup, juga sebagai nilai tawar yang mahal beberapa tahun ke depan. Bukan hanya di level nasional, bahkan internasional.
”Bagaimana cara membangkit budaya Grobogan ini, cara agar budaya bisa kembali digalakkan? Budaya, selain menjadi filosofi atau pegangan hidup masyarakat, juga sebagai nilai tawar yang mahal untuk Grobogan agar dikenal di kancah nasional maupun internasional 100 tahun ke depan,” jelasnya.