People Power, Coup D’etat atau Suksesi Berkelanjutan ?

Bagikan ke :

GEMADIKA — Jarang sekali terjadi PERUBAHAN di sebuah negara, jika dilakukan gerakan partai melalui legislatif maupun eksekutif tanpa didukung real gerakan massa (people power).

Sejarah gerakan perubahan di Indonesia tidak pernah dilakukan oleh partai, kecuali ditekan Gerakan Sipil Society (People Power) yang dimotori kaum terpelajar, intelektual atau kaum pergerakan sosial politik.

Pada 1908 : Berdirinya Budi Utomo sebagai tonggak bangkitnya kesadaran kebangsaan, yang mendorong terbentuk organisasi- organisasi sosial politik dan partai-partai politik. Lalu 20 tahun kemudian dideklarasikan Sumpah Pemuda tahun 1928, yang dimotori kaum terpelajar pribumi.

Masa 1925 – 1926 : Organisasi-2 Pekerja yang diorganisir PKI memberontak Penjajah Belanda dan menuntut kemerdekaan dan 20 tahun kemudian deklarasi Kemerdekaan Bangsa Indonesia tahun 1945, yang dimotori pemuda menteng (kaum pergerakan jakarta).

Tahun 1945 : Maklumat Pemerintah tentang pembentukan partai-partai politik dengan ideologi masing-masing membuat dinamika politik dan ekonomi tidak pernah stabil, 20 tahun kemudian mulai tahun 1965-1966 secara perlahan militer mengambil-alih kekuasaan, membubarkan PKI dan memaksa penyederhanaan Parpol berdasarkan azas tunggal yang dimotori Gerakan Mahasiswa.

Ketika memasuki tahun 1968 : Presiden Soeharto defenitif menjadi penguasa yang memasung demokrasi, dan mengijinkan investasi asing mengeksploitasi kekayaan alam, setelah masa 30 tahun berkuasa, kemudian Soeharto dilengserkan pada tahun 1998, yang dimotori Gerakan Mahasiswa 1998.

Memasuki era 2002 : Amandemen UUD’45 yang meliberalkan Indonesia diberbagai lini, dan membuka seluas-luasnya investasi asing utk mencengkram bumi nusantara. Seharusnya di tahun 2022 – 2032 terjadi gerakan perubahan yang dimotori kaum pergerakan intelektual. Tetapi karena mayoritas rakyat belum sadar dan belum merasakan kesulitan dan kemelaratan yang mengakar, maka gerakan perubahan tetap sulit dilakukan. Yang pasti takkan bisa partai-partai memotori perubahan di Indonesia.

Pertanyaannya ;Kembali kepada perubahan semacam apakah yang diinginkan? Kaum intelektual atau pergerakan mana yang memotori Gerakan Perubahan? Apa tema besar (visi-misi) yang dituntut people power nanti? Apakah semakin baik atau buruk Indonesia jika terjadi perubahan?

Kembali kepada pengelola Negara dan seluruh rakyat yang selama ini merasakan kehidupan berbangsa dan bernegara dalam mengalami segala bentuk perubahan ekonomi, politik, sosial dan budaya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner Iklan