GEMADIKA — Ada 2 (dua) jenis hubungan antara manusia dengan Fungsional dan Emosional yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari manusia tanpa disadari.
Hubungan fungsional artinya hubungan yang terjadi semata-mata untuk memenuhi fungsi dari kegiatan sosial dan peranan manusia di dalam masyarakat.
Sedangkan hubungan emosional artinya ada emosi (perasaan) yang berperan di dalam hubungan tersebut.
Dalam relationship secara umumnya, setiap hubungan yang terjadi antara orang yang sudah berkenalan dengan baik atau sudah berada di dalam lingkaran pergaulan, pasti mengandung aspek fungsional dan emosional, walau dalam rasio tertentu yang berbeda.
Hubungan yang murni secara fungsional biasanya terjadi antara diri dengan orang yang berada di luar lingkaran pergaulan atau antara diri dengan orang asing.
Contoh luka batin, trauma, sakit hati, dendam, kekecewaan, stress, depresi yang diakibatkan oleh manusia lain. Biasanya terjadi karena adanya hubungan emosional di antara mereka. Dan semakin dalam emosi yang terlibat di dalam hubungan tersebut, maka akan semakin besar pula luka batin dan trauma batin yang akan diakibatkannya.
Itu sebabnya, salah satu langkah dalam penyembuhan emosional ataupun hipnoterapi adalah dengan mengurangi atau menghilangkan keterlibatan emosi yang ada di dalam hubungan mereka. Sedemikian hingga, hubungan itu hanya ada dalam aspek fungsionalnya saja.
“Memaafkan tetapi tidak melupakan”
Kalimat ini adalah salah satu prinsip dalam Forgiveness Therapy. Yang artinya, kita masih bisa terhubung dan bergaul dengan orang yang sudah menyakiti kita. Tapi, pergaulan itu tidak perlu lagi disertai dengan keterlibatan emosi yang mendalam. Bergaul murni secara fungsional saja.
Faktanya, karena situasi dan keadaan tertentu. Tidak mungkin kita bisa menghindari orang-orang yang pernah menyakiti hati kita. Misalnya, atasan kita, rekan kerja kita, tetangga kita, keluarga kita, pelanggan kita.
Dengan demikian maka tindakan yang dianggap memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh adalah gunakan perasaan untuk keseimbangan daya spritual diri sendiri.