BLITAR, Gemadikatv.com –Komunitas Ngobrol Pintar Gelar Kelas Politik di Ruang Pertemuan Hotel Grand Mansion, Kota Blitar, Jumat (26/5/2023) lalu. Tema yang dibahas adalah “Situasi Politik Nasional Jelang Tahun Politik 2024,”
“Ngobrol Pintar yang pertama digelar di Kota Blitar ini merupakan tindaklanjut atas permintaan teman teman muda dalam rangka memfasilitasi kegiatan literasi diskusi yang sedang naik daun di Blitar, total ada 135 peserta yang mengikuti kegiatan ini,” jelas Joko Pramono kepada media, Senin (29/5/2023).
Hadir sebagai Pembicara yakni koordinator komunitas ngobrol pintar yang juga aktivis reformasi 98 yakni Aven Januar dan Guru Besar Ilmu Politik Universitas Padjajaran Bandung yang juga Staff Ahli Kapolri, Prof Muradi MA Phd. Dan sebagai Keynote Speaker Walikota Blitar yang diwakili oleh Kepala Kesbangpol Pemerintah Kota Blitar, Toto Robandriyo.
Didepan peserta Kelas Politik Ngobrol Pintar, Toto Robandriyo membacakan pidato pengantar walikota. Yang diantaranya menjelaskan terkait problem klasik jelang tahun politik adalah gesekan antar kekuatan pendukung partai politik maupun antar pendukung calon presiden. Dalam hal ini Pemerintah Kota Blitar memiliki tugas dan tanggungjawab untuk melakukan pendidikan politik bagi masyarakat Blitar. Pendidikan Politik yang telah terselenggara sejak tahun 2022 lalu adalah pendidikan demokrasi, hukum dan HAM, pendidikan terkait mencegah peredaran informasi palsu atau fake news, pendidikan politik dan keamanan terkait pencegahan gesekan antar kelompok masyarakat.
“Pemerintah Kota Blitar memiliki beban yang berat dalam memberikan pendidikan politik bagi masyarakat, mengingat media atau prasarana yang dimiliki untuk mendukung kegiatan tersebut sangatlah terbatas, sehingga kami berharap kepada rekan LSM, Jurnalis, Organisasi Kepemudaan lainnya, pun termasuk komunitas ngobrol pintar untuk berperan serta aktif dalam pendidikan politik kemasyarakatan,” papar Toto Robandriyo.
Pada kesempatan kedua, Aven Januar memaparkan 3 hingga 4 bulan kedepan situasi politik masih dalam tahapan wacana rencana koalisi dan pergeseran antar elit politik. Masyarakat saat ini dihadapkan pada 3 Bakal Calon Presiden yang telah mendapat rekomendasi dari partai politik masing-masing, yakni Prabowo Subianto yang telah direkomendasikan oleh Partai Gerindra, Anies Baswedan yang telah direkomendasikan oleh Partai Nasdem, Partai Demokrat dan PKS, yang terakhir adalah Ganjar Pranowo yang telah direkom oleh PDI Perjuangan berkoalisi dengan PPP.
“Wacana peralihan dukungan bakal capres ini yang akan menghangat ditambah situasi jelang penetapan mekanisme proporsional terbuka atau proporsional tertutup yang menunggu putusan Mahkamah Agung, selain itu tentu memanasnya isu kekurangan antar bakal capres yang dilempar oleh tim sukses bakal capres yang lain,” jelas Aven Januar yang juga mantan Aktivis Reformasi 98 ini.
Kesempatan terakhir adalah Prof Muradi yang menjelaskan terkait 4 skenario koalisi Partai Politik terkait pencalonan presiden. Pertama, 4 koalisi, kedua adalah 3 koalisi, ketiga adalah 2 koalisi dan yang terakhir adalah 1 koalisi dan kotak kosong. Muradi menyoroti kemungkinan terjadinya Pemilihan Presiden dengan kotak kosong.
“Memungkinkan bagi koalisi parpol yang bersatu dalam koalisi besar seluruh partai politik kecuali Partai Nasdem dan PKS. Dan pada saatnya Partai Nasdem dan PKS dinyatakan tidak sah oleh penyelenggara pemilu untuk bisa mendaftarkan bakal calon presidennya dikarenakan tidak mencukupi prasyarat parlimentary threashold. Sehingga nantinya ada kemungkinan bahwa Pemilu 2024 ini menjadi pemilihan presiden pertama yang hanya diikuti 1 pasangan calon dan satunya adalah kotak kosong,” papar Muradi yang juga Koordinator Forum Mahasiswa Bandung (FMB) di era reformasi 98 ini.
Terakhir, Koordinator Ngobrol Pintar Blitar Raya, Joko Pramono mengucapkan terimakasih atas kehadiran peserta ngobrol pintar dan juga dukungan Pemerintah Kota Blitar sehingga seluruh rangkaian kelas politik ini dapat berjalan lancar dan baik. Jikapun ada kekurangan dalam penyelenggaraan, Joko menambahkan bahwa panitia akan segera menggelar rapat evaluasi penyelenggaraan.
“Evaluasi kegiatan akan dilakukan mengingat antusiasme publik Kota Blitar terhadap kegiatan ini sangat tinggi, selain itu tentunya evaluasi berfungsi agar penyelenggaraan kegiatan selanjutnya dapat terselenggara dengan baik,” pungkas Joko Pramono. (*)