Saya menyimak pidato bakal calon presiden Bapak Anies Rasyid Baswedan semalam. Pidatonya menarik, satu hal dari pidato tersebut beliau mengkoparasi pembangunan jalan tidak berbayar pada masa Presiden SBY dengan masa Presiden Jokowi.
Beliau sampaikan bahwa pada masa Presiden SBY 10 tahun itu, beliau membangun 144.000 jalan non tol mulai jalan provinsi, jalan nasional, dan jalan kabupaten kota. Jauh lebih tinggi dibanding pencapaian Presiden Jokowi selama 9 tahun yaitu hanya 19.000 kilometer.
Beliau sampaikan perbandingan tujuh setengah kali lipat pada masa Pak SBY lebih banyak dibanding dengan masa Pak Jokowi.
Menyimak pidato ini saya punya satu catatan bahwa Mas Anies Rasyid Baswedan tidak menyebut, atau melupakan. Saya tidak tahu ini sengaja atau tidak sengaja, mestinya sebagai seorang calon presiden memaparkan secara utuh.
Beliau tidak menyebutkan tentang jalan desa yang terbangun pada masa Presiden Jokowi pada masa 9 tahun sampai akhir 2022 itu ada lebih dari 316.000 KM jalan desa yang dibangun oleh Presiden Jokowi.
Kita tahu kalau bicara tentang mengurangi kesenjangan masyarakat, tentang mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia salah satu instrumennya adalah meningkatkan kemakmuran di tingkat desa, dan meningkatkan kemakmuran di tingkat desa itu artinya mempercepat aktivitas ekonomi, meningkatkan aktivitas ekonomi, dan memperbesar porsi ekonomi yang diperoleh oleh masyarakat desa.
Salah satu strateginya adalah dengan mengurangi biaya logistik, memperlancar arus barang dan jasa produksi-produksi petani kita, padi, kedelai, sapi dan segala macam yang diproduksi di tingkat desa itu harus dapat diakses dengan mudah, harus memiliki sarana logistik yang baik.
Karena itu pembangunan atau jalan desa itu memegang peranan yang sangat penting untuk menghadirkan kehadiran sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, mengurangi ketimpangan antara desa dan kota.
Jadi Mas Anies sebenarnya kalau fair apa adanya beliau seharusnya menyebutkan bahwa pada masa Presiden Jokowi dan lebih dari 316.000 kilometer jalan biasa yang tidak terbangun pada masa sebelumnya.
Belum lagi kalau kita bicara infrastruktur lain di tingkat desa ada lebih dari satu setengah juta meter jembatan tingkat desa, ada lebih dari 500.000 unit air bersih, ada 42.000 lebih Posyandu, dan beragam infrastruktur di tingkat desa yang menjadi konsep dari bapak Presiden Jokowi selama 9 tahun pembangunan.
Dengan demikian kalau kita menyampaikan data secara utuh pembangunan jalan tidak berdaya pada masa Presiden Jokowi mulai jalan nasional, Jalan provinsi, jalan kabupaten kota, dan jalan desa maka angkanya adalah sekitar 340.000 KM jauh di atas pembangunan jalan tidak berbayar pada era sebelumnya.
Terima kasih itu catatan saya, terima kasih kepada Mas Anies Baswedan yang sudah menarik gagasan kontestasi kepemimpinan menuju kepada kontestasi gagasan. Hanya mohon data-data disampaikan secara utuh jangan setengah-setengah.