GEMADIKATV.com – Studi fosil dari era Jurassic memberikan wawasan baru tentang evolusi mamalia, termasuk asal-usul telinga dan gigi seperti yang kita miliki saat ini. Empat fosil mamalia berusia lebih dari 164 juta tahun menjadi fokus penelitian baru-baru ini, menghadirkan pemahaman baru tentang bagaimana mamalia berkembang dari masa dinosaurus ke era modern.
Tiga dari empat fosil tersebut adalah shuotheriids, makhluk seukuran tikus yang hidup bersama dinosaurus. Shuotheriids telah menjadi misteri bagi para ahli paleontologi sejak tahun 1980-an karena bentuk gigi mereka yang tidak sesuai dengan mamalia modern, membingungkan upaya memahami evolusi mamalia.
Baca Juga :
Peran Vitamin D dalam Kaitannya dengan Kanker: Tinjauan Terhadap Penelitian dan Temuan Terbaru
Para peneliti, seperti ahli paleontologi Patricia Vickers-Rich dari Monash University di Australia, mengungkapkan bahwa penelitian ini “memberikan wawasan penting mengenai hubungan filogenetik dan lintasan evolusi shuotheriids, yang hanya sedikit diketahui sebelumnya hingga ditemukan fosil-fosil baru di Tiongkok.“
Analisis gigi fosil-fosil ini mengungkapkan bahwa shuotheriids memiliki gigi yang mirip dengan mamalia awal lainnya yang disebut docodontans. Ini menunjukkan bahwa shuotheriids seharusnya dikelompokkan lebih dekat dengan docodontans, cabang awal dari mamalia yang akhirnya menjadi nenek moyang manusia.
Selain itu, studi fosil telinga pada shuotheriids mengidentifikasi ciri-ciri utama pada telinga tengah yang penting untuk pendengaran tajam mamalia. Meskipun fosil-fosil ini rusak dan tidak terawetkan dengan baik, mereka merepresentasikan periode peralihan antara penggunaan sendi rahang untuk makanan dan pendengaran. Ini memberikan pemahaman yang lebih baik kepada para ahli paleontologi tentang bagaimana telinga mamalia berkembang menjadi seperti yang kita miliki sekarang.
Ahli paleontologi Jin Meng dari American Museum of Natural History di New York mengatakan bahwa “fosil-fosil baru ini mengungkapkan mata rantai yang hilang dan memperkaya pemahaman kita tentang evolusi bertahap telinga tengah mamalia.“
Pemetaan ulang semacam ini membantu menunjukkan bagaimana sifat-sifat berkembang dari waktu ke waktu, baik secara mandiri maupun sinkron, dan juga memberikan wawasan tentang tekanan lingkungan yang mungkin mempengaruhi evolusi mamalia. Penelitian ini tidak hanya menambah pemahaman kita tentang bagaimana dan mengapa mamalia berevolusi, tetapi juga mengingatkan bahwa penemuan fosil baru dan studi lebih lanjut terhadap fosil-fosil tersebut dapat mengungkapkan misteri evolusi yang lebih jelas.
Redaksi Gemadikatv