Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Komunikasi dan Informatika (BBPPKI) Makassar Jl. Prof.Dr. Abdurahman Basalamah II No. 25 Makassar. Telp. 0411-4460084
Abstract
Saat ini kebebasan berpendapat semakin terbuka. Apalagi sejak media sosial mulai ramai digunakan. Pendapat apapun dapat dengan mudah dan cepat disampaikan oleh penggunanya melalui media sosial. Kasus KPK versus Polisi merupakan kasus yang paling banyak mendapat tanggapan dari masyarakat salah satunya melalui media sosial Twitter. Dalam waktu beberapa hari saja, opini yang terbentuk adalah KPK berada diposisi yang benar, sementara polisi berada diposisi yang salah. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran bagaimana opini publik tersebut terbentuk. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa isi tweet/status dengan hashtag #saveKPK dan #saveindonesia mayoritas mendukung kinerja KPK dan tidak mendukung insitusi Polri. Isi pesan tweet juga banyak yang tidak mendukung kinerja presiden SBY dengan mempertanyakan keberadaan presiden disaat-saat perseteruan antara KPK vs Polisi itu sedang berlangsung. Opini-opini pribadi pada Twitter ini dengan cepat saling pempengaruhi satu sama lain sehingga dapat membentuk satu kesamaan opini yang menggiring opini pribadi menjadi opini publik.