BURU SELATAN || GEMADIKATV.com – Bursel. Seperti yang terjadi di Kabupaten Buru Selatan (Bursel), dinasti politik seringkali diartikan sebagai warisan kekuasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Seperti yang terjadi di Kabupaten Buru Selatan (Bursel), setelah habis masah jabatan Tagop Sodarsono Soulissa atau yang lebih dikenal dengan (TOP) dititipkan jabatan tersebut ke istrinya Safitri Malik Soulissa (SMS).
Dan sekarang SMS telah berhasil mengantarkan kedua putranya ke parlemen, Akmal Soulissa berhasil menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Maluku, dan Arif Soulissa menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Ambon.
Suatu pencapaian yang sangat luar biasa, dan ini baru terjadi di Maluku, SMS telah mencatat sejarah dalam dunia politik maluku.
Pada satu sisi, memang keberadaan dinasti politik dapat menciptakan citra stabilitas dan kontinuitas. Keluarga-keluarga politik ini biasanya memiliki sejarah panjang dalam pemerintahan.
Namun yang menjadi sebuah pertanyaan-nya adalah, apakah Saifitri Malik Soulissa (SMS) sebagai petahanan mampu mempertahankan posisinya sebagai orang nomor satu (Bupati) di Buru Selatan (Bursel), jika dilihat elektabilitas SMS sudah diragukan oleh masyarakat Bursel.
Jika kita melihat kembali pada saat janji kampanye SMS-GES sampai sekarang tidak ada yang terealisasikan.
Program yang sudah di prioritaskan oleh SMS-GES saat janji kampanye yaitu adalah:
Program Prioritas
“Desa Unggulan“
“5000 Lapangan Kerja Baru“
-. Penciptaan wirausaha baru desa.
-. Bantuan modal usaha.
-. Pelatihan tenaga kerja berbasis desa.
-. Pembentukan kelompok Usaha Desa.
“Desa Pintar, Desa Sehat“
-. Satu Desa Satu Puskesmas.
-. Pelayanan Kesehatan Reproduksi Gratis.
-. Pengembangan Pendidikan Anak.
-. Uang Sekolah, buku dan seragam Gratis SD dan SMP.
-. 1000 Behasiswa Prestasi Pelajar dan Mahasiswa.
-. Pendidikan Orang Basudara Pertukaran Pelajar.
-. Sarana olahraga Desa.
“1000 Perempuan Desa Mandiri“
-. Bantuan Modal Usaha.
Perempuan Mandiri.
-. Pelatihan usaha perempuan mandiri.
“Desa Produktif“
-. Satu Desa satu Produksi Unggulan.
-. Satu Desa Satu Perempuan Mandiri.
-. Smart Desa.
“Nelayan Dan Petani Unggulan“
-. Bantuan Kapal & Alat Pertanian.
-. Bantuan Modal kerja tani & Nelayan.
-. Membangun coidstorage pada zona tangkap.
-. Menyediakan akses pasar hasil tangkap.
Jika dilihat dari janji kampanye SMS-GES tidak satupun yang terealisasi, alias janji politik semata.
Masyarakat Buru Selatan (Bursel), berharap kedepan ada sosok pemimpin yang berpihak kepada kepentingan rakyat bukan lebih mementingkan kepentingan pribadi atau perorangan.
Sehingga mereka punya “keakraban” dengan rekam jejak dan kebijakan negara, ini bisa membuat pemilih merasa lebih nyaman. Misalnya, pemilih yang lebih condong memilih seseorang dari dinasti politik umumnya meyakini bahwa individu tersebut akan melanjutkan kebijakan dan tradisi yang telah ada.
Namun di sisi lain, dinasti politik berpotensi membawa dampak negatif yang signifikan. Ini karena pewarisan kekuasaan sangat lekat dengan nepotisme dan menyebabkan kurangnya kesegaran dalam ide-ide politik.
Pemilih yang lebih kritis akan menyadari bahwa dinasti politik dapat menghambat inovasi dalam proses politik. Isu seperti korupsi, favoritisme, dan pengabaian meritokrasi sering menjadi keprihatinan utama.
Lebih jauh, dinasti politik juga dapat memengaruhi proses pemilihan melalui penggunaan sumber daya yang substansial. Keluarga-keluarga ini sering memiliki akses ke jaringan sosial, keuangan, dan media yang luas, memberi mereka keuntungan dalam kampanye dan menjangkau pemilih.
Hal ini dapat menciptakan ketidakseimbangan dalam kompetisi politik, karena calon yang bukan berasal dari dinasti politik mungkin kesulitan untuk bersaing.
Dinasti politik seharusnya menjadi hal yang patut diberi perhatian khusus. Kita butuh upaya untuk memutus rantai dinasti yang dapat mengikat kebebasan kita nantinya.
“Memutus rantai dinasti“
Sudah pasti budaya dinasti politik tidak bisa dibiarkan terus-menerus, apalagi dianggap normal.
Salah satu yang bisah dilakukan pemerintah adalah dengan membuat regulasi, atau menguatkan regulasi terkait yang ada, yang dapat membatasi praktik dinasti politik.
Pewarta: Kamel Jusmi