Suatu tantangan ke depan untuk generasi kita yang akan datang, atau sudah terjadi sekarang ini. Nah, hal ini kita jadi ingat gerakan reformasi 23 tahun yang lalu, bahwa para mahasiswa menggerakkan reformasi yang tujuannya untuk mentransformasi kebijakan yang telah rusak saat itu.
Hingga terjadinya runtuhnya kepemimpinan orde baru. Namun akhirnya yang terjadi sekarang ini, agenda reformasi yang diharapkan akan realisasinya ternyata muncul implementasi agenda yang jauh dari harapan dan malah semakin menguatnya sifat oligarki dan elitisme.
Artinya partai-partai politik terkesan hanya memberi kesempatan atau ruang terhadap sejumlah orang-orang tentu, keluarga atau orang yang dianggap cocok menurutnya, meski orang tersebut tidak mempunyai pengalaman.
Juga partai dinilai tak memberikan kesempatan kepada kader bisa menjadi pimpinan. Sebab partai politik dikelola seperti perusahaan keluarga. Hampir tidak terjadi pertukaran elite secara reguler, bahkan anaknya sudah disiapkan untuk menggantikannya.
Nah, maka dari itu perlunya kita berharap dalam kepedulian diri, untuk ikut menyuarakan walaupun hanya sebatas menulis pendapat di medsos atau cukup memberi respon saja. Hal ini sudah cukup mewakili dan ikut mengevaluasi kembali agenda reformasi yang sudah mulai gamang akan kekuatan oligarki itu.
Jika tidak ! Akan dijadikan kerajaan model apa negara kita ini ke depan ? Atau
Indonesia akan mengalami demokrasi yang terbajak sehingga ketimpangan terus terjadi dan masyarakatnya semakin ikut membuat gaduh karena pimpinannya tidak becus menyelesaikan persoalan bangsa dan negara.
Jadi akan sia-sialah para pendemo yang menginginkan reformasi menjadi sesuatu yang diharapkan malah menjadi harapan yang sia-sia karena adanya kekuatan oligarki yang mengatur.