BONE || GEMADIKATV.com -NH mengaku berhak mengomentari kondisi Golkar di tiap daerah termasuk soal Pilkada. Dia menegaskan kembali posisinya sebagai pengurus DPP Golkar.
“Saya berkomentar secara global, itu hak saya. Saya DPP kok, kalau pun mencampuri DPD I (Golkar Sulsel) itu sesuatu yang wajar bagi saya karena saya Wakil Ketua Umum DPP Golkar, dan saya Wakil Ketua Tim Pilkada Pusat,” katanya.
Dia lantas menyinggung kinerja TP selama memimpin Golkar Sulsel. Menurut NH, TP juga wajib bertanggung jawab atas berkurangnya perolehan suara yang diraih partai pohon beringin saat Pileg 2024 di Sulsel.
Bone saja dari 9 kursi menjadi 6 kursi, dari Ketua DPRD menjadi Wakil Ketua DPRD, kemudian beberapa daerah lain lagi. Jangan lihat kursi DPRD provinsi bertambah, dan itu bukan hitungan keberhasilan. Apalagi hilang Ketua DPRD Sulsel, itu keterpurukan,” tuturnya.
NH meminta agar TP melakukan introspeksi atas kinerja Golkar Sulsel. Dia juga mendorong agar Golkar Sulsel melakukan konsolidasi menjelang Pilkada.
“TP selaku Ketua Golkar tidak usah menyalahkan orang lain, konsolidasi saja sekarang dari keterpurukan Partai Golkar Sulsel. Sekarang ini bukan waktunya saling menyalahkan, introspeksi diri agar Golkar Sulsel bisa bangkit dari keterpurukan. Tantangan Pilkada ini tidak ringan, begitu rekrutmen tidak sesuai dengan harapan bahaya bagi Golkar,” jelasnya
Ketua DPD I Golkar Sulsel Taufan Pawe menyindir NH tidak memiliki kapasitas soal gambarannya di Pilgub Sulsel. Dia menegaskan dirinya lebih berkompeten untuk mengeluarkan pernyataan sebagai ketua Golkar Sulsel terkait Pilgub Sulsel.
“Saya rasa statement-nya Nurdin Halid itu tidak dalam kapasitasnya. Saya lebih berkompeten mengeluarkan statement sebagai ketua DPD I yang punya kemampuan menilai daripada dia,” ujar Taufan Pawe, Rabu (4/4) malam.
Taufan Pawe lantas mengungkit posisi Nurdin Halid di DPP Golkar sebagai wakil ketua bidang pratama. Dia mengaku tertawa jika Nurdin Halid selalu menampakkan dirinya seolah sebagai penentu kebijakan di Golkar Sulsel.
“Dia hanya wakil ketua bidang pratama, itu surat-surat namanya pratama. Saya ketawa juga kenapakah selalu menampilkan dirinya sebagai penentu, penilai, dan lain-lain sebagainya,” katanya.
Penulis (Rahman)