SENJAKALA Surya PALOH,Ditulis Anton DH Nugrahanto

Bagikan ke :

“SENJAKALA Surya PALOH” Ditulis : Anton DH Nugrahanto Pada hari rabu (17/5/23) Surya Paloh berdiri di depan awak media. Ia terisak-isak dan meradang marah karena salah satu kadernya diborgol di depan gedung Jaksa Agung. Separuh parau Surya Paloh berkata “Terlalu mahal…terlalu mahal dia diborgol untuk statusnya sebagai Menteri, sebagai sekjen Partai…” matanya kosong seakan menatap kehancuran partainya.

Partai yg disebut-sebut sebagai “Restorasi Indonesia” malah terjebak menjadi Partai Pencoleng Anggaran Negara ! Kisah Johnny G. Plate seakan menjadi babak SENJAKALA Surya Paloh. Surya Paloh lahir tahun 1951 di Banda Aceh dari pasangan pejabat Polisi dan ibu rumah tangga biasa. Sejak sangat muda Surya Paloh mendidik dirinya untuk berbisnis.

Di usia 14 tahun ia membangun bisnis leveransir, memenuhi barang² kebutuhan pokok lalu setelah itu membangun biro pariwisata yg membuat ia kenal banyak orang. Kejeniusan utama Surya Paloh bukan soal bisnis, apalagi politik. Tapi Surya Paloh punya naluri ‘membaca jaman’. Setelah ia berhasil membangun bisnis dan karir politik lewat Golkar di Medan ia berpindah ke Jakarta. Di Jakarta inilah dia melihat bahwa masa depan Suharto, penguasa Orde Baru saat itu sangat bergantung pada arah media, tahun itu 1986 dimana masyarakat mulai bosan terhadap Suharto.

Di satu sisi dia menarik keuntungan dengan berlawanan Suharto karena itulah yg disukai masyarakat. Tapi di sisi lain dia menggantungkan keamanan dan bisnisnya pada lingkaran Suharto, praktis Surya Paloh berdiri di dua kaki. Surya Paloh di tahun 1986 mendirikan harian Prioritas, yg merupakan milestone perjalanan bisnisnya terpenting. Disini Surya Paloh membuat berbeda dengan harian lainnya, mulai dari layout-nya yg berwarna, tulisan²nya yg menarik terutama dari kolom opini yg isinya kerap menyentil Pemerintah. Inilah yg kemudian membuat Harmoko gerah.

Tak lama setelah berdiri di tahun 1987 harian Prioritas pun dibredel, tapi Surya Paloh memenangkan bisnisnya. Dalam waktu singkat dia bisa mencapai 100 ribu eksemplar dan dia tak kekurangan investor untuk membangun harian baru. Di tahun 1998 kekuasaan Suharto jatuh, tapi tidak bagi Surya Paloh dia merapat ke penguasa baru. Justru setelah kejatuhan Suharto inilah, titik penting Surya Paloh membangun kerajaan media besar.

Imperium media Surya Paloh itu mencakup stasiun TV berbasis berita yg amat fenomenal : Metro TV. Persiapan rencana imperium media ini disiapkan Surya Paloh sejak 1999. Tahun demi tahun kehidupan Surya Paloh penuh kegemilangan, ia merapat kepada siapa saja yg berkuasa sampai pada masa Jokowi.

Jokowi adalah keberuntungan terakhir Surya Paloh dalam Dunia Bisnis dan Politik, di tahun 2014 kecemerlangan Jokowi menyilaukan publik Indonesia dan Surya Paloh berdiri di sisi yg tepat, Nasdem menjadi partai penyokong Jokowi di jam² pertama. Dan kemenangan Jokowi di tahun 2014 membuat Surya Paloh langsung menjalankan operasi politiknya yg didasarkan dua hal itu : “Uang dan Permainan Hukum”. Pertama kali intervensi bisnis Surya Paloh ke Indonesia dengan kekuatan Politiknya adalah memasukkan usaha rekan bisnisnya dari RRC, Sonangol untuk mensuplai minyak dari Negara Angola ke Pertamina.

Setelah itu Surya Paloh memainkan kunci penting yaitu menempatkan Jaksa Agung Prasetyo sebagai ‘Panglima Politiknya’. Ia juga menempatkan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita sebagai cash cow aliran dana ke Partai. Dari setoran² inilah dibangun gedung megah “Nasdem Tower” sebuah Kantor Partai paling mewah bila dibandingkan kantor² Partai lain. Penempatan ‘orang Paloh’ sebagai Jaksa Agung menempati posisi strategis Nasdem dalam tembakan² politiknya.

Nasdem di tahun 2019 banyak membajak kader dari partai² lain baik sebagai caleg ataupun kepala daerah dengan todongan “Dikasuskan oleh kejaksaan atau ikut Nasdem” hal ini juga dilakukan Prasetyo dengan memperalat aparat kejaksaan. Didaeah² Surya Paloh kerap membanggakan dia tidak meminta mahar politik, hal ini jelas karena Kebutuhan Biaya Logistik Kampanye Politik dipenuhi dari setoran² Menterinya dan Jaksa Agung.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner Iklan